Samuel Eto'o menilai Jose Mourinho layak disebut nomor satu. Pemain Kamerun itu mengakui pernah bermasalah dengan Josep Guardiola. Untuk Rafael Benitez, hingga kini Eto'o sudah tak saling kontak lagi.
Kurun waktu dua hingga tiga tahun terakhir bisa dikatakan sebagai tahun prestasi bagi Samuel Eto'o. Pria 29 tahun itu di antaranya berhasil dua kali meraih juara Liga Champions dan juga satu gelar juara dunia. Itu belum ditambah gelar di kompetisi domestik di Spanyol dan Italia.
Ukiran prestasi itu didapat Eto'o bersama tiga orang pelatih. Josep Guardiola saat di Barcelona dan Jose Mourinho serta Rafael Benitez di Inter Milan. Saat ini ketiganya sudah tak lagi bekerjasama dengan Eto'o.
Eto'o memiliki kesan tersendiri terhadap tiga sosok tersebut. "Di momen tertentu musim lalu, kami semua paham bahwa kami harus memberikan lebih kepada tim. Saat Mourinho meminta saya untuk berubah posisi, saya berusaha memenuhinya dan semua berjalan dengan baik," kata eks Real Madrid itu di Football-Italia.
"Visi Mourinho terhadap Inter berbeda dengan pelatih lainnya. Dia merupakan nomor satu dan dia membuktikannya," tambah striker yang juga pernah membela Mallorca itu.
Bagaimana pandangannya tentang duo entrenador asal Spanyol, Guardiola dan Benitez? "Pep adalah pelatih luar biasa. Memang di antara kami sempat ada beberapa masalah, seperti halnya yang terjadi di tim mana pun, namun saat saya meninggalkan Barcelona saya tidak menyesali apa pun, baik itu di dalam atau di luar lapangan," demikian Eto'o.
"Bersama Benitez, memang ada sejumlah hal yang terjadi di ruang ganti. Namun semua itu akan saya simpan sendiri. Saya berterimakasih kepada Benitez, karena dia telah membantu tim memenangi dua gelar dan atas kinerjanya selama di Inter."
Lalu bagaimana hubungan Eto'o dengan ketiga arsitek itu setelah tak lagi bekerjasama? "Pada kenyataannya, saya masih melakukan kontak dengan Guardiola dan Mourinho. Dengan Benitez? Tidak," tutup pemain terbaik Piala Dunia Antarklub 2010 itu.
Kurun waktu dua hingga tiga tahun terakhir bisa dikatakan sebagai tahun prestasi bagi Samuel Eto'o. Pria 29 tahun itu di antaranya berhasil dua kali meraih juara Liga Champions dan juga satu gelar juara dunia. Itu belum ditambah gelar di kompetisi domestik di Spanyol dan Italia.
Ukiran prestasi itu didapat Eto'o bersama tiga orang pelatih. Josep Guardiola saat di Barcelona dan Jose Mourinho serta Rafael Benitez di Inter Milan. Saat ini ketiganya sudah tak lagi bekerjasama dengan Eto'o.
Eto'o memiliki kesan tersendiri terhadap tiga sosok tersebut. "Di momen tertentu musim lalu, kami semua paham bahwa kami harus memberikan lebih kepada tim. Saat Mourinho meminta saya untuk berubah posisi, saya berusaha memenuhinya dan semua berjalan dengan baik," kata eks Real Madrid itu di Football-Italia.
"Visi Mourinho terhadap Inter berbeda dengan pelatih lainnya. Dia merupakan nomor satu dan dia membuktikannya," tambah striker yang juga pernah membela Mallorca itu.
Bagaimana pandangannya tentang duo entrenador asal Spanyol, Guardiola dan Benitez? "Pep adalah pelatih luar biasa. Memang di antara kami sempat ada beberapa masalah, seperti halnya yang terjadi di tim mana pun, namun saat saya meninggalkan Barcelona saya tidak menyesali apa pun, baik itu di dalam atau di luar lapangan," demikian Eto'o.
"Bersama Benitez, memang ada sejumlah hal yang terjadi di ruang ganti. Namun semua itu akan saya simpan sendiri. Saya berterimakasih kepada Benitez, karena dia telah membantu tim memenangi dua gelar dan atas kinerjanya selama di Inter."
Lalu bagaimana hubungan Eto'o dengan ketiga arsitek itu setelah tak lagi bekerjasama? "Pada kenyataannya, saya masih melakukan kontak dengan Guardiola dan Mourinho. Dengan Benitez? Tidak," tutup pemain terbaik Piala Dunia Antarklub 2010 itu.
No comments