Bursa Transfer

Cat-2

Cat-3

Cat-4

» » Analisa Non teknis Kegagalan Indonesia di AFF

Sebelumnya saya minta maaf, pada para pendukung fanatik Timnas jika menyinggung rasa fanatisme Anda sekalian. Juga permintaan maaf pada beberapa pemain Timnas, jika ada yg merasa analisa saya ini membuka isi hati Anda.. Hingga pertandingan semifinal leg 2, saya sangat bangga dan terhibur dengan permainan Timnas, seperti segelas air dingin penawar dahaga. Tapi setelah beberapa peristiwa, mulai timbul kekhawatiran dalam hati saya terhadap situasi non teknis dan prestasi Timnas, bahkan ada perasaan tidak layak Indonesia juara (semoga perasaan saya salah). Kekhawatiran saya mulai menampakkan wujudnya dng kekalahan telak 3-0 pada final leg 1. Ini analisa non teknis atas kekalahan tsb :
1. Sebagian pemain muda Timnas (mungkin juga pemain senior), timbul perasaan harus menang, melihat dukungan rakyat Indonesia yg luar biasa. Ini semakin membebani ketika harus hadir dalam Istigosah di salah satu ponpes. Padahal mereka tahu yg mengajak adalah iblis, mantan koruptor, penuh tipu muslihat, gampang berbicara bohong meski di depan media massa. Apalagi rekan-rekan yg non muslim, tentu menyisakan perasaan jengah.
2. Muncul perasaan cemburu, karena beberapa media (khususnya TV) cenderung menyoroti hanya beberapa pemain timnas. Meski tidak terucap, hati kecil mereka akan meneriakkan itu. Padahal itu semua adalah kerja keras bersama. Dan terjadi sebelum menjadi juara. Bagaimana jika bisa juara?
3. Timbul rasa galau atau bahkan muak, ketika si iblis mendorong permainan cantik Timnas (belum juara lho) ke salah satu partai. Padahal tidak semua pemain Timnas pendukung atau pengagum partai itu. Pasti ada pemain2 inti Timnas yg mendukung partai lain (Demokrat, PDIP, PKS, PAN, dll). Pasti merasa terpaksa dan akan timbul rasa muak. Bisa juga akan timbul antitesa, untuk apa juara, jika diklaim keberhasilan oleh partai yg bersebrangan dng nuraninya. Ditambah lagi kasus pembatalan kenaikan tiket kategori III si iblis bilang atas perintah ketua partai tsb. Makin muak lah mereka. Saya saja yg bukan pengagum partai manapun muak melihatnya. Coba bayangkan jika ada 6 saja pemain Timnas pendukung partai lain, strategi di lapangan pasti bisa dibelokkan, atau tidak terlaksana sesuai harapan pelatih.
4. Ada beberapa pemain yg merasa risih atau merasa bersalah melihat, membaca, mendengar kekisruhan penjualan tiket. Bagi mereka penonton/suporter adalah pihak yg harus dihormati. dihargai, dan dilayani sebagaimana layaknya. Apalagi sampai ada korban meninggal hanya karena ngantri tiket. Saya masih ingat ketika si iblis dan si mbah hanya berujar, calo tidak bisa dicegah. Gimana mau dicegah, kalo orang2 mereka sendiri lah calonya. Makanya penjualan tiket ingin mereka kuasai sepenuhnya, tanpa mau gunakan EO atau agen2 tiket profesional. Kondisi ini bisa timbulkan pikiran, ngatur penjualan tiket saja gagal, kok mau juara AFF.
Itulah Gan, analisa non teknik saya. Anda boleh tidak setuju, atau apalah. Yg pasti semua kejadian yg melatar-belakangi analisa tsb adalah fakta..
Apapun hasil Timnas, saya tetap pendukung setia. Satu yg harus dilempar ke lembah neraka, si IBLIS dan antek2nya.....
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

About the Author Muhammad Afdhal

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

No comments

Leave a Reply

Streaming

video

Sepak Bola

INTER Dalam Sejarah

Artikel Bebas