Penulis: Riphan Pradipta (@the_merlins)
Minggu, 11 Maret 2012, Abanda Herman harus bersusah payah untuk berubah peran menjadi seorang striker. Drago Mamic tidak punya pilihan lagi selain memaksakan Abanda berada di posisi yang tidak ‘seharusnya’ itu. Lini tengah Persela yang digalang oleh kapten tim I Gede Sukadana tidak bisa ditembus. Upaya melewati duet Roman Golian dan Suroso harus selalu terhenti di barikade awal pertahan Persela, yaitu pos gelandang bertahan mereka.
Drago Mamic adalah seorang pemikir handal yang didatangkan dari Kroasia. Dia sadar bahwa ini sudah menit ke 70, Dia hanya punya waktu sekitar 20 menit agar rekor tidak pernah kalah di kandang tetap terjaga. Maka Mamic pun memutuskan untuk menyerang lewat sisi lapangan dan mengirimkan sebagian besar aliran bola via udara. Dia simpan Gaspar yang mempunyai akurasi umpan yang mumpuni di flank kiri. Dia masukan Nasuha untuk menyerang dari sisi kanan.
Mamic sadar seorang Moses Sakyi sudah tidak mampu lagi berduel bola udara dengan Golian, maka dia menyuruh Abanda untuk melakukan tugas itu. Di titik ini, saya sebagai penonton sudah tidak tahu lagi formasi yang dipakai Persib saat itu. Yang saya tahu, Abanda ada di depan, dan di belakang hanya tinggal ada 2 pemain yang ditinggalkan.
Terhitung sejak menit 75’, Persib mengurung habis pertahanan Persela, sampai akhirnya M. Ilham harus dijegal Suroso di kotak penalti. Yap! Penalti diberikan dan Miljan Radovic sukses menjadi algojo. Menit 88’, atau sekitar 2 menit sebelum waktu normal berakhir Miljan berhasil menyamakan kedudukan. Persib 1, Persela 1. Skor bertahan sampai peluit akhir berbunyi.
Pertanyaan saya saat itu, kenapa Persib sampai harus bersusah payah dan baru ‘panas’ di sekitar menit ke 70’? Siapakah Persela? Apakah mereka pernah merebut gelar juara Liga Indonesia? Adakah pemain terbaik Liga Indonesia yang pernah terpilih dari Persela? Kemana Persib yang selama ini selalu bermain kesetanan sejak awal laga apabila tampil di Bandung? Kemana umpan pendek dari kaki ke kaki yang selama ini selalu ayah saya ceritakan?
Musim ini, saya hanya melihat Radovic yang pernah mencetak gol dan berselebrasi lari ke arah penonton ketika melawan PSPS. Selebihnya saya tidak pernah melihat pemain lain melakukan itu. Tidak, saya tidak sedang ingin dihargai. Tetapi jujur, sebagai bobotoh, adrenalin saya selalu terpacu ketika ada pemain yang lari ke tribun penonton ketika mencetak gol, walaupun memang hal itu harus dibayar mahal dengan ganjaran kartu kuning. Saya ingat bagaimana Adrian Colombo tangannya harus sampai berdarah ketika memanjat pagar hanya untuk berselebrasi bersama bobotoh. Dalam situasi seperti itu, saya merasa ada jarak yang akhirnya terhapuskan. Saya merasa kita (bobotoh) dan pemain berjuang bersama-sama di lapangan.
Ketika kalian menang, bobotoh selalu ada bersama kalian. Begitupun ketika kalah, tidak ada sedikitpun keinginan kami untuk mundur dan pergi meninggalkan kalian. KAMI SELALU ADA DI BELAKANG KALIAN!
Semoga dalam hal ini saya salah, musim ini, saya hampir tidak pernah melihat lagi semangat pemain yang rela bermain ‘berdarah-darah’ dalam satu pertandingan. Semuanya terlalu text book. Saya rindu melihat kalian berjuang dan bermain meledak – ledak sejak menit awal, saya rindu kalian ‘berperang’ dengan hati. Karena bagi kami, lambang Persib di jersey kiri kalian adalah melebihi segalanya. Harga diri kami, Jawa barat, dan tanah Pasundan ada di jersey biru yang selalu kalian kenakan.
14 Maret 2012, Persib akan berulang tahun yang ke 79. Keesokan harinya, Persib akan bermain melawan Arema di Bandung. Kalau boleh kami meminta, berikanlah kado terindah di pertandingan itu. Kalian tidak harus menang, walaupun kami memang butuh itu, tetapi yang terpenting, bermainlah habis-habisan, bermainlah dengan hati, sadarlah bahwa kalian sedang bermain di klub yang sudah lebih besar daripada apapun bagi bobotohnya. Kerahkan seluruh kemampuan terbaik kalian, tidak usah khawatir, sekali lagi, kami selalu ada di belakang kalian untuk selalu mendukung dan berjuang bersama-sama.
Kawan, kami titipkan nama besar Persib di pundak kalian. Jaga semua nama baik Persib, nama baik Bandung, dan nama baik Jawa Barat. Selamat ulang tahun Persibku. Bagimu Persib, jiwa raga kami.
Penulis adalah bobotoh dan admin situs mengbal.com
@simamaung.com
No comments