TAKTIK SEORANG MOURINHO
tahun tidak pernah
merasakan final Liga
Champions. Bahkan dengan
pemain-pemain yang berlipat
lebih berbakat dari tim yang
ada sekarang, Inter selalu
gagal. Lalu apa kunci
keberhasilan mereka tahun
ini? Jawabnya adalah pada
sosok Jose Mourinho.
Ia kembali membuktikan
bahwa ia tidak perlu ikut
menendang bola di lapangan
untuk menjadi bintang satu
kesebelasan. Suka atau tidak
suka dengan pelatih
kontroversial ini, ia
membuktikan diri sebagai
figur yang lebih bernilai dari
pemain bintang di
kesebelasan yang ia asuh.
Tidak jelas apakah ia
menyukai catur sebagai
permainan. Tetapi jelas ia
memperlakukan lapangan
bola layaknya papan catur.
Mourinho dikenal sebagai
orang yang sangat rinci
mempelajari kekuatan dan
kelemahan lawan. Ia dengan
jenial kemudian mampu
menyiapkan tim untuk secara
efektif meredam kekuatan
lawan dan mengeksploitir
kelemahan lawan secara
maksimal. Itulah sebabnya
Mourinho dianggap tidak
pernah mempunyai pola
permainan yang baku. Yang
baku dari anak asuh
Mourinho adalah kemampuan
untuk terus menerus
menyesuaikan diri dengan
permainan lawan.
Anak asuhnya dilatih
sedemikian rupa seperti
mesin yang mulus dan
bergerak secara otomatis
dan instingtif. Tidak ada
sedetik pun jeda ketika
pemain kebingungan dengan
posisi ataupun tak tahu
dengan tugas yang harus
dilakukan.
Melawan Barcelona di Nou
Camp di semifinal adalah
contoh yang bagus untuk
menggambarkan hal ini.
Inter dengan sengaja
membiarkan Barcelona terus
menerus memegang bola,
tetapi pada saat bersamaan
menutup gerak pemain-
pemain tengah El Barca yang
dikenal mampu melakukan
umpan-umpan brilian;
menutupnya kalau
diperhatikan tidak dengan
menempel terlalu ketat,
kelonggaran yang terjaga.
Ada dua alasan mengapa
Mourinho menginstruksikan
pemainnya untuk mengawal
dengan kelonggaran yang
terjaga. Pertama, kalau
terlalu ketat permainan satu
dua ataupun segitiga
Barcelona yang dikenal hebat
pasti akan dengan mudah
melewati lini tengah Inter.
Kedua, untuk memberi kesan
kepada pemain Barcelona
bahwa selalu ada lobang
dalam pertahanan Inter.
Namun setiap kali pemain
Barcelona akan
memanfaatkan lobang yang
sepertinya tersedia itu,
maka dengan cepat pemain
belakang Inter akan
menutupnya.
Sepanjang pertandingan
Barcelona berkonsentrasi
untuk terus-menerus
memanfaatkan lobang
pertahanan itu, tetapi
berulangkali pula pemain
defender Inter bereaksi
sama cepatnya. Seperti kejar
mengejar. Pemain Inter telah
berminggu-minggu melatih hal
itu. Bahkan ketika Thiago
Motta terkena kartu merah,
pemain Inter Milan tidak
panik. Mereka sekadar
menyesuaikan diri dan
bekerja lebih keras lagi.
Saat Zlatan Ibrahimovic
ditarik keluar, Intersedikit
mengubah taktik dengan
semakin menumpuk pemain di
tengah dan memaksa
Barcelona melakukan
serangan dari sayap. Umpan-
umpan tarik melambung dari
sayap mudah dimentahkan
oleh pemain belakang Inter
karena ancaman dari udara
hampir tidak ada lagi dengan
telah ditariknya Ibrahimovic
yang jangkung.
Banyak yang mengecam
Mourinho saat itu memainkan
permainan negatif dan tidak
indah. Kontras total dengan
Barcelona. Tetapi banyak
pula yang membela Mourinho
dengan mengatakan apa
yang ditampilkan anak asuh
Mourinho adalah keindahan
dalam bentuk yang berbeda.
Membutuhkan imajinasi yang
tak kalah rumit, mengundang
risiko yang tak terhingga
dan eksekusi dengan
konsentrasi tingkat tinggi.
Bayern Munich adalah
preposisi yang berbeda bagi
Mourinho. Sama seperti Inter,
tim Bayern saat ini bukanlah
yang terbaik yang pernah
ditampilkan klub dari Bavaria
dalam sejarah. Sama dengan
Inter, mereka lolos ke final
setelah mengalahkan
beberapa tim yang secara
kualitas lebih bagus dari
mereka. Sama dengan Inter,
mereka lolos karena
persiapan organisasional
yang matang dan
kemampuan memanfaakan
kelemahan lawan yang lebih
bagus dengan maksimal.
Apa hendak dikata, pelatih
Bayern Munich adalah Louis
van Gaal. Dan bagaimana
Mourinho menyiapkan tim
sangat dipengaruhi ketika ia
menjadi asisten pelatih Van
Gaal di Barcelona selama dua
tahun di akhir tahun 1990-
an.
No comments