Nomor Keramat "10", benarkah kutukan Bagi INTER ?
Ini sebuah Ironi. Buat Inter, il 10
justru menjadi semacam nomor
kutukan. Paling tidak itu terekam
sejak awal musim 1995/96 hingga
musim lalu, 2008/09. Ada enam
pemain berbeda yang mengenakan
il 10 di Inter selama selang waktu 14
tahun, dan semuanya bermasalah.
Benito Carbone mengawalinya. Dia
seorang fantatista, tapi hanya pantas
mengenakan il 10 di klub medioker,
bukan tim sehebat Inter. Tak heran
karirnya redup di I Nerazzurri.
Ronaldo Luiz menggantikan Carbone
tahun 1997. Il Fenomeno membuat
start hebar di Inter, tapi kemudian ia
lebih banyak bergulat dengan
cedera. Setelah sembuh dari cedera
dan bermain bagus di Piala Dunia
2002 dan mengantar Selecao
menjuarai Piala Dunia di Korea-
Jepang, Ronnie malah 'mengkhianati'
Inter dengan pindah ke Real Madrid.
Padahal, selama cedera
berkepanjangannya, Inter selalu
setia berada disisinya, untuk segala
kesembuhannya.
Roberto Baggio adalah salah satu
pemain bernomor punggun 10
terbaik yang dimiliki Inter dan Italia.
Namun, Il Divin Codino gagal
menjadi pemain inti Inter. Clarence
Seedorf menjadi pemegang il 10
selanjutnya. Dan sekali lagi, nomor
punggung 10 ini membawa sial.
Seedorf meraih empat tropi, namun
semuanya cuma dari ajang uji coba!
Domenico Morfeo sempat semusim
memakai il 10. Seperti Carbone,
Morfeo sama sekali tidak pantas
menjadi seorang fantatista tim
sebesar Inter. Sehingga, La
Beneamata merasa il 10 tidak pernah
sukses apabila diberikan kepada
seorang fantatista.
Meniru awal kegemilangan Ronaldo
pada musim 1997/98, il 10
diserahkan kepada Adriano Leite
Ribeiro. L'Imperatore memberikan
banyak gelar kepada Inter, empat
scudetto, dua Coppa Italia dan dua
Super Coppa Italia. Namun, Adriano
memiliki sikap yang indisipliner, ia
sering menghabiskan hari-harinya
ke klub malam; yang membuat
pelatih Roberto Mancini hingga Jose
Mourinho dibuatnya geram. Dan,
April lalu, dimana musim masih
berjalan, dan kontrak masih tersisa
dua tahun; Adriano memutuskan
kontraknya bersama Inter setelah
sebelumnya menghilang di Brasil.
Tapi, di musim 2009/10 kali ini,
dimana klub-klub besar Seria A Liga
Italia memakai kembali seorang
fantatista, begitu pun Inter yang
berhasil mendatangkan Wesley
Sneijder dari Real Madrid, dan
langsung mengenakan nomor
punggung 10 dalam debutnya
melawan Milan di derby della
Madonnina, Sabtu lalu 30 Agustus,
dan membawa Inter menang telak
4-0 tanpa balas. Dan Sneijder
bermain apik malam itu.
Asa Inter meninggi, terutama Jose
Mourinho yang mengatakan timnya
sudah komplit 100 % dengan
kehadiran seorang trequartista. Para
Interisti pun berharap Si Empunya
nomor punggung 10 di Inter,
Wesley Sneijder, menjadi seorang
fantatista yang dapat membawa
Inter ke tingkat tertinggi di Eropa dan
Dunia. Dan kemungkinan itu selalu
ada. Inter yang sekarang memang
bukan Inter dahulu kala. Mental
pemain, pelatih baru yang cakap,
kebijakan klub yang bukan hanya
sekedar uang semata, tetapi
kebutuhan mekanisme permainan;
Inter bisa merajai Eropa, bila tidak
tahun ini, bisa saja dua tahun
kedepan.
Inter berharap magis dari il 10 pada
diri seorang trequartista, Wesley
Sneijder yang mugkin dapat
menghentikan kutukan il 10 di Inter
dalam kurun waktu 14 tahun
terakhir. Semoga..."
sekarang kutukan nomor 10 sudah hancur.
ReplyDeletedan sekarng kutukan nomor 10 itu bisa membawah Inter juara bukan hanya di Italia,,, dan dengan nomor 10 itu inter sekarang di sebut raja eropa.. karena seorang permain Inter yang bernama Sneijder adalah kunci dari segalanya
Afan : sy stuju my bro....Smoga tak ada lgi nomor yg dianggap sial d inter...
ReplyDeleteThx bwat kunjungan nya